Minggu, 19 Februari 2012
Selasa, 07 Februari 2012
KANKER SERVIX
KANKER SERVIKS
Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah
tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Kanker serviks merupakan
kanker yang sering dijumpai di Indonesia baik di antara kanker pada perempuan
dan pada semua jenis kanker.
Kejadiannya hampir 27% di antara penyakit kanker
di Indonesia. Namun demikian lebih dari 70% penderita datang memeriksakan diri
dalam stadium lanjut, sehingga banyak menyebabkan kematian karena terlambat
ditemukan dan diobati.
Di mana Letak Leher Rahim? Leher rahim adalah
bagian bawah rahim yang menonjol ke dalam kelamin wanita. Di tempat ini sering
terjadi kanker yang disebut kanker serviks. Bagaimana Gejalanya? Kanker serviks
pada stadium dini sering tidak menunjukkan gejala atau tanda-tandanya yang
khas, bahkan tidak ada gejala sama sekali.
Gejala yang sering timbul pada stadium lanjut
antara lain adalah:
· Pendarahan sesudah
melakukan hubungan intim.
· Keluar keputihan atau
cairan encer dari kelamin wanita.
· Pendarahan sesudah mati
haid (menopause).
· Pada tahap lanjut dapat
keluar cairan kekuning-kuningan, berbau atau bercampur darah, nyeri panggul
atau tidak dapat buang air kecil.
Apakah penyebabnya? Lebih dari 95 % kanker
serviks berkaitan erat dengan infeksi HPV (Human Papiloma Virus) yang dapat
ditularkan melalui aktivitas seksual. Saat ini sudah terdapat vaksin untuk
mencegah infeksi HPV khususnya tipe 16 dan tipe 18 yang diperkirakan menjadi
penyebab 70% kasus kanker serviks di Asia.
Apa saja yang menjadi faktor resikonya? Beberapa
faktor risiko terkena kanker serviks antara lain:
· Mulai melakukan hubungan
seksual pada usia muda.
· Sering berganti-ganti
pasangan seksual.
· Sering menderita infeksi
di daerah kelamin.
· Melahirkan banyak anak.
· Kebiasaan merokok
(risiko dua kali lebih besar).
· Defisiensi vitamin A, C,
E.
PAP SMEAR / IVA
Kanker serviks dapat dikenali pada tahap pra
kanker, yaitu dengan cara melakukan antara lain pemeriksaan SKRINING, artinya
melakukan pemeriksaan tanpa menunggu keluhan. Beberapa medote skrining telah
dikenal, yaitu antara lain: PAP SMEAR dan IVA. PAP SMEAR Kanker serviks dimulai
dari tahap pra kanker. Jika kanker dapat ditemukan pada tahap awal ini, akan
dapat disembuhkan dengan sempurna.
Pemeriksaan
PAP SMEAR Adalah cara untuk mendeteksi dini kanker serviks. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan cepat, tidak sakit dengan biaya yang relatif terjangkau dan
hasilnya akurat. Kapan melakukannya? Pemeriksaan PAP SMEAR dilakukan kapan
saja, kecuali pada masa haid atau sesudah petunjuk dokter. Bagi perempuan yang
sudah menikah atau sudah melakukan hubungan seksual, lakukanlah pemeriksaan PAP
SMEAR setahun sekali. Segera mungkin melakukan pemeriksaan PAP SMEAR dan jangan
menunggu sampai timbul gejala.
Bagaimana pemeriksaan dilakukan? Pemeriksaan PAP
SMEAR dilakukan di atas kursi periksa kandungan oleh dokter atau bidan yang
sudah dilatih, dengan menggunakan alat untuk membantu membuka kelamin wanita.
Ujung leher diusap dengan spatula untuk mengambil cairan yang mengandung
sel-sel dinding leher rahim. Usapan ini kemudian diperiksa jenis sel-selnya di
bawah mikrosop. Apabila hasil pemeriksaan posirif (terdapat sel-sel yang tidak
normal), harus segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan oleh
dokter ahli kandungan.
Payudara
Payudara terdiri dari 3 unsur yaitu kelenjar pembuatan air
susu. Saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara yang mengikat
kelenjar-kelejar menjadi satu kesatuan. Keseluruhan payudara dibungkus oleh
kulit payudara. Saluran kelenjar akan bermuara pada putting susu yang berada
ditengah daerah kulit yang berwarna lebih gelap (areola). Kanker payudara adalah
keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang
payudara tidak termasuk kulit payudara.
Kanker payudara dapat menimbulkan gejala seperti tersebut
dibawah ini
1. Adanya benjolan di payudara.
2. keluar cairan yang tidak normal
dari putting susu, cairan dapat berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar
air susu pada ibu yang tidak hamil atau tidak sedang menyusui.
3. Perubahan bentuk dan besarnya
payudara.
4. Kulit, putting susu dan areola
melekuk kedalam atau berkerut.
Faktor Resiko
Penyebab yang pasti dari kanker payudara belum diketahui,
tapi ada beberapa faktor resiko untuk terjadinya kanker payudara yaitu:
1. Mendapat haid pertama pada umur
kurang dari 10 th.
2. Mengalami mati haid setelah umur
50 th.
3. Tidak menikah.
4. Tidak pernah melahirkan anak.
5. Mehirkan anak sesudah umur 35
tahun.
6. Tidak pernah menyusui.
7. Pernah mengalami operasi payudara
yang disebabkan oleh kelainan jinak atau tumor ganas payudara.
8. Diantara anggota keluarga ada
yang menderita kanker.
Deteksi Dini Kanker Payudara
Kanker payudara pada tahap awal tidak menimbulkan gejala
apapun, namun bersamaan dengan berkembangnya penyakit akan timbul gejala yang
menyebabkan perubahan pada payudara. Untuk itu dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan secara berkala.
Pemeriksaan dapat berupa:
1. Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI)
Setiap wanita dianjurkan untuk melakukan SADARI secara
teratur sebulan sekali setelah selesai haid, dan bagi yang telah mati haid
(menopause) hendaknya dilakukan pada tanggal tertentu yang mudah diingat dari
setiap bulannya.
2. Pemeriksaan Payudara oleh Tenaga
Medis (dokter atau bidan)
Dengan pemeriksaan yang saksama sering dapat diduga suatu
benjolan di payudara merupakan tumor jinak atau ganas.
3. Mammogram
Merupakan pemeriksaan radiology menggunakan sinar X untuk
pemeriksaan payudara. Gambaran diambil dari arah samping dan atas untuk
masing-masing payudara. Adanya gambaran mikro klasifikasi mungkin merupakan
tanda dini.
BREAST
CARE
Upaya keberhasilan memberi ASI seyogyanya sudah dimulai
sejak masa kehamilan, yg terus dilanjutkan sampai masa menyusui itu sendiri.
Pada masa kehamilan, sebaiknya payudara sudah menjadi perhatian anda. Hal ini
untuk melihat apakah bentuk puting susu anda kurang menguntungkan untuk kegiatan
menyusui. Misalnya, apakah puting susu berbentuk datar atau masuk kedalam.
Puting susu demikian sebenarnya bukanlah halangan bagi kita untuk menyusui
dengan baik. Dengan mengetahuinya sejak awal, kita mempunyai waktu untuk
mengusahakannya agar puting bisa menonjol keluar, sehingga bayi dapat menghisap
puting susu lebih mudah sewaktu menyusui.
Caranya :
Gunakan krem lembut, dorong puting susu secara perlahan ke
arah luar dengan menggunakan kedua ibu jari tangan anda. Setelah itu masih
dengan ibu jari, tariklah bagian dasar puting susu ke arah samping kiri dan
kanan , serta arah atas dan bawah. Kalaupun tidak ada masalah dengan puting
anda, puting susu tetap garus disiapkan. Salah satu caranya adalah dengan
menggosok puting susu secara perlahan dengan menggunakan handuk lembut setiap
kali selesai mandi. Anda tidak perlu mencucinya dengan sabun apalagi
menggosoknya keras-keras, sebab kelenjar yg ada di sekitar puting susu dengan
sendirinya akan mengeluarkan cairan untuk menjaga kebersihannya. Selain itu
perlakuan yg kasar akan membuat puting susu lecet bahkan luka.
Cara mempersiapkan puting :
Dengan menggunakan krem yg lembut, pijatlah payudara serta
puting susu secara teratur. Letakkan ibu jari serta telunjuk pada dasar puting
susu, kemudian dengan hati-hati putarlah ke arah kiri serta kanan
Gerakan memijat lainnya adalah dengan meletakkan jari-jari
serta ibu jari di dada, kemudian lakukan gerakan memutar ke seluruh payudara,
dimulai dari arah atas dan berakhir
Pada dasarnya pemijatan ini berguna untuk menghindari
timbulnya pembengkakan dan peradangan payudara saat menyusui. Selain itu
pemijatan juga bermanfaat untuk merangsang kelenjar-kelenjar susu agar kelak
lebih lancar mengalirkan air susu.
ANC (ANTE
NATAL CARE)
Defenisi
ANC adalah pemeriksaan/ pengawasan antenatal adalah
pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu
hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI,
dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
Tujuan ANC
1. Memantau kemajuan kehamilan dan
untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.
3. Mengenal secara dini adanya
ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan, pembedahan.
4. Mempersiapkan kehamilan cukup
bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal
mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas
berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan
keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara
optimal.
Kebijaksanaan Program
1. Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan
paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu :
1 kali pada trimester I
1 kali pada trimester II
2 kali pada trimester III
2. Pemeriksaan pertama dilakukan
segera setelah diketahui terlambat haid.
3. Kunjungan ANC yang ideal adalah :
· Setiap bulan sampai umur kehamilan
28 minggu.
· Setiap 2 minggu sampai umur
kehamilan 32 minggu.
· Setiap 1 minggu sejak umur hamil 32
minggu sampai terjadi persalinan.
4. Pemeriksaan khusus jika terdapat
keluhan-keluhan tertentu.
Pelayanan Asuhan Standar Minimal “7 t”
1. Timbang berat badan.
2. Ukur tekanan
darahn.
3. Ukur tinggi
fundus uteri.
4. Imunisasi TT
lengkap.
5. Pemberian tablet
Fe minimal 90 tablet selama kehamilan.
6. Tengok/ periksa
ibu hamil dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki.
7. Tanya (temu
wicara) dalam rangka persiapan rujukan.
Konsep Pemeriksaan Kehamilan
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan :
- Pemeriksaan fisik umum.
- Pemeriksaan khusus obstetri.
- Pemeriksaan penunjang.
3. Diagnosis/ kesimpulan
4. Diagnosis banding.
5. Prognosis.
KESIMPULAN
Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah
tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Gejala yang sering timbul pada
stadium lanjut antara lain adalah:
· Pendarahan sesudah
melakukan hubungan intim.
· Keluar keputihan atau
cairan encer dari kelamin wanita.
· Pendarahan sesudah mati
haid (menopause).
· Pada tahap lanjut dapat
keluar cairan kekuning-kuningan, berbau atau bercampur darah, nyeri panggul
atau tidak dapat buang air kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges M., (2000), Rencana
Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta
Dixon M., dkk, (2005), Kelainan
Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.
Mansjoer,
dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta.
Sjamsuhidajat R., (1997), Buku
Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta
Tapan, (2005), Kanker, Anti
Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo, Jakarta.
OBESITAS
Obesitas
Latar Belakang
Dewasa ini masalah kegemukan
(obesitas) merupakan masalah global yang melanda masyarakat dunia baik di
negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Perubahan gaya hidup
termasuk kecenderungan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi
merupakan faktor yang mendukung terjadinya kelebihan berat badan
(overweight) dan obesitas.
Berbagai upaya untuk melangsingkan tubuh telah banyak dilakukan diantaranya dengan pengaturan makanan, merubah gaya hidup, pemberian obat dan pembedahan untuk mengurangi lemak atau mengangkat sebagian usus.
(overweight) dan obesitas.
Berbagai upaya untuk melangsingkan tubuh telah banyak dilakukan diantaranya dengan pengaturan makanan, merubah gaya hidup, pemberian obat dan pembedahan untuk mengurangi lemak atau mengangkat sebagian usus.
Pengertian Obesitas
Obesitas atau kegemukan mempunyai
pengertian yang berbeda-beda bagi setiap orang. Terkadang kita sering dibuat
bingung dengan pengertian obesitas dan overweight, padahal kedua istilah
tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. Obesitas adalah suatu kondisi
kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing-
masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh dan dapat membahayakan kesehatan.
Sementara overweight (kelebihan berat badan, kegemukan) adalah keadaan dimana
Berat Badan seseorang melebihi Berat Badan normal.
Para dokter-dokter memiliki definisi tersendiri tentang obesitas, di antaranya yaitu:
Para dokter-dokter memiliki definisi tersendiri tentang obesitas, di antaranya yaitu:
- Suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan
- Suatu penyakit kronik yang dapat diobati
- Suatu penyakit epidemik (mewabah)
- Suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain dan dapat menurunkan kualitas hidup
- Penanganan obesitas membutuhkan biaya perawatan yang sangat tinggi
Tipe-Tipe
pada Obesitas
Tipe pada obesitas dapat dibedakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu Tipe obesitas berdasarkan bentuk tubuh dan Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak.
Tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh.
a. Obesitas tipe buah apel (Apple Shape)
Type seperti ini biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk di sekitar perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe buah pear (Gynoid),
b. Obesitas tipe buah pear (Gynoid)
Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan di sekitar pinggul dan bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil.
c. Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah)
Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan". Tipe Ovid umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetik.
Tipe Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak
a. Obesitas Tipe Hyperplastik
Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan keadaan normal.
b. Obesitas Tipe Hypertropik
Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkan keadaan normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal.
c. Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik
Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal. Pembentukan sel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi mencapai maksimal dengan perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami hypertropik.
Gejala-Gejala Terjadinya Obesitas
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.
Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Obesitas
Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas.
Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor :
a. Faktor Makanan
Jika seseorang mengkonsumsi makanan dengan kandungan energi sesuai yang dibutuhkan tubuh, maka tidak ada energi yang disimpan.sebaliknya jika mengkonsumsi makanan dengan energi melebihi yang dibutuhkan tubuh, maka kelebihan energi akan disimpan, Sebagai cadangan energi terutama sebagai lemak seperti telah diuraikan diatas.
b. Faktor Keturunan
Penelitian pada manusia maupun hewan menunjukan bahwa obesitas terjadi karena faktor interaksi gen dan lingkungan.
c. Faktor Hormon
Menurunya hormon tyroid dalam tubuh akibat menurunya fungsi kelenjar tyroid akan mempengaruhi metabolisme dimana kemampuan menggunakan energi akan berkurang.
d. Faktor Psikologis
Pada beberapa individu akan makan lebih banyak dari biasa bila merasa diperlukan suatu kebutuhan khusus untuk keamanan emosional (security food).
e. Gaya Hidup (Life Style) yang Kurang Tepat
Kemajuan sosial ekonomi, teknologi dan informasi yang global telah menyebabkan perubahan gaya hidup yang meliputi pola pikir dan sikap, yang terlihat dari pola kebiasaan makan dan beraktifitas fisik.
f. Pemakaian Obat-Obatan
Efek samping beberapa obat dapat menyebabkan meningkatnya berat badan, misalnya obat kontrasepsi.
A. Pengukuran Secara Antropometrik
1. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index (BMI) adalah sebuah ukuran “berat terhadap tinggi” badan yang umum digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori Underweight (kekurangan berat badan), Overweight (kelebihan berat badan) dan Obesitas (kegemukan). Rumus atau cara menghitung BMI, yaitu
2. RLPP (rasio lingkar pinggang dan pinggul)
Untuk menilai timbunan lemak perut dapat digunakan cara lain, yaitu dengan mengukur rasio lingkar pinggang dan pinggul (RLPP) atau mengukur lingkar pinggang (LP).
Rumus yang digunakan cukup sederhana yaitu :
Sebagai patokan, pinggang berukuran ≥ 90 cm merupakan tanda bahaya bagi pria, sedangkan untuk wanita risiko tersebut meningkat bila lingkar pinggang berukuran ≥ 80 cm. Jadi “Jangan hanya menghitung tinggi badan, berat badan dan IMT saja, lebih baik jika disertai dengan mengukur lingkar pinggang”.
3. Indeks BROCCA
Salah satu cara lain untuk mengukur obesitas adalah dengan menggunakan indeks Brocca, dengan rumus sebagai berikut:
Bila hasilnya :
90-110% = Berat badan normal
110-120% = Kelebihan berat badan (Overweight)
> 120% = Kegemukan (Obesitas)
B. Pengukuran Secara Laboratorik
1. BOD POD
2. DEXA (dual energy X-ray absorptiometry)
3. Bioelectric Impedance Analysis (analisa tahanan bioelektrik)
2.6 Mekanisme Terjadinya Obesitas
Obesitas terjadi karena energi intake lebih besar dari energi expenditure. Apapun penyebabnya, yang menjadikan seseorang obesitas pada dasarnya adalah energi intake atau masukan yang didapat dari makanan atau lainnya lebih besar dibandingkan energi expenditure atau energi yang dikeluarkan.
2.7 Dampak yang Timbul Akibat Obesitas
Obesitas juga dapat meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti:
- Penyakit Jantung Koroner
- Tekanan Darah Tinggi
- Diabetes Melitus (tipe 2)
- Gangguan Pernapasan
- Stroke
Cara-Cara Penanggulangan Obesitas.
Dalam penanggulangan penyakit obesitas dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini :
1. Merubah Gaya Hidup
2. Konsultasi Masalah Kejiwaan
3. Pemberian Obat-Obatan
Ada dua obat resep yang sudah di izinkan oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan jangka panjang obesitas. Yaitu;
· Sibutramine.
· Orlistat (Xenical).
4. Pembedahan
Kesimpulan
Obesitas merupakan suatu kondisi
kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing-
masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh dan dapat membahayakan kesehatan.
Kriteria dan klasifikasi obesitas secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu
berdasarkan ciri fisik klinis yang terjadi dan antropometri (berdasarkan Indeks
Massa Tubuh (IMT) / Body Mass Index (BMI) dan berdasarkan pengukuran rasio
lingkar pinggang dan perbandingan antara lingkar pinggang dengan lingkar
pinggul) dan secara biokimia (penentuan lemak dalam tubuh dilakukan dengan
menggunakan
BioImpedanceanalisis(BIA).
Faktor-faktor penyebab obesitas adalah faktor genetik, hormon, makanan, pola makan (gaya hidup), phisikologis dan pemakaian obat-obatan. Adapun faktor yang paling berpengaruh adalah pola makan (gaya hidup). Gaya hidup yang salah akan memperparah tingkat obesitas.
Obesitas dengan BMI > 40 dapat diatasi dengan pembedahan sedangkan obesitas yang tidak terlalu parah dapat diatasi dengan cara hidup yang sehat dan seimbang.
Faktor-faktor penyebab obesitas adalah faktor genetik, hormon, makanan, pola makan (gaya hidup), phisikologis dan pemakaian obat-obatan. Adapun faktor yang paling berpengaruh adalah pola makan (gaya hidup). Gaya hidup yang salah akan memperparah tingkat obesitas.
Obesitas dengan BMI > 40 dapat diatasi dengan pembedahan sedangkan obesitas yang tidak terlalu parah dapat diatasi dengan cara hidup yang sehat dan seimbang.
Langganan:
Postingan (Atom)